Kamis, 30 Desember 2010

Pemkab: Fungsi Kami hanya Mediasi

Sengketa Lahan Belum Tuntas
Tue, Dec 21st 2010, 10:16

KUALA SIMPANG–DPRK Tamiang meminta Pemkab setempat segera menyelesaikan sejumlah kasus sengketa lahan antara perusahaan perkebunan dengan warga di sejumlah kecamatan di Aceh Tamiang. Pasalnya, selama 2010 persoalan tersebut belum dituntaskan secara permanen sehingga penyelesaiannya terkatung-katung.

Ketua Fraksi A DPRK Aceh Tamiang, Lukmanul Hakim kepada Serambi, Senin (20/12) mengatakan, tahun 2010 tinggal beberapa hari lagi namun sampai penghujung tahun, sejumlah kasus sengketa lahan antara perusahaan perkebunan sawit dengan warga sekitar desa perkebunan belum tuntas diselesaikan. “Masih banyak kasus lahan di kecamatan belum terselesaikan, terutama di kecamatan pesisir dan daerah hulu,” ujarnya.

Kasus yang disengketakan bermacam ragam, ada warga yang mengklim kawasan yang masih HGU merupakan lahan pertanian dan sudah digarap warga puluhan tahun. “Ada juga perusahaan yang baru memiliki izin lokasi, sudah melakukan pembersihan areal lahan hutan, seperti PT Anugerah Sikumur di Kecamatan Sekrak,” ujarnya.

Begitu juga konflik lahan antara perusahaan perkebunan PT Seumadam dengan warga Kampong (desa) Paya Tampah, Kecamatan Sekrak, seluas 50 hektare lahan Perkebunan Inti Rakyat (PIR) digarap perusahaan.

Kemudian lagi, konflik lahan antara PT Desa Jaya dengan warga Sungai Liput, warga mengklim PT Desa Jaya memasukkan 20 hektare lahan warga ke HGU mereka. Selanjutnya, sengketa lahan di Desa Tenggulun terkait lahan perbatasan antara Aceh dengan Sumatera Utara.

“Karena masalah perbatasan belum selesai, warga selalu berkonflik dengan TNGL yang mengklim wilayah yang digarap warga menjadi kebun masuk kawasan TNGL,” katanya.

Dari berbagai laporan yang disampaikan warga kepada pemerintah, belum ada kasus yang tuntas penyelesaiannya, sehingga terkesan pemerintah tidak berpihak kepada rakyat kecil. Kondisi ini, warga menilai pengusaha sangat mudah memperoleh lahan dan diberikan HGU oleh pemerintah, namun ketika rakyat kecil meminta lahan yang jumlahnya dua hektare untuk berkebun sangat sulit.

Kabag Pemerintahan Pemkab Aceh Tamiang, Sepriyanto mengatakan, fungsi Pemkab dalam sengketa lahan yang ada pemiliknya seperti HGU hanya melakukan mediasi antarpihak yang bersengketa. Namun, jika salah satunya menempuh jalaur hukum maka mediasi itu tertutup dan Pemkab tidak bisa mengambil ketetapan, kecuali status tanah negara. “Mediasi tergantung kemauan pihak yang bersengketa,” ujarnya.(md)

Sumber : Serambinews.com

Jalan di Lubuk Sidup tak Selesai

Fri, Dec 17th 2010, 11:39

KUALA SIMPANG - Kendati telah dimulai sejak dua tahun lalu, namun pembangunan jalan di Desa Lubuk Sidup, Kecamatan Sekrak, Aceh Tamiang, hingga sekarang tak selesai. Akibatnya warga sulit melintas, terlebih setelah jalan mengalami longsor di sejumlah titik. Warga meminta Pemkab Aceh Tamiang mempercepat pengerjaan pembangunan jalan sepanjang 2,8 kilometer tersebut.

Camat Sekrak, Jalaluddin kepada Serambi, Kamis (16/12) mengatakan, jalan sepanjang 2,8 Km dan lebar 12 meter itu sudah telantar pengerjaanya sejak dua tahun lalu. Semua tanah untuk pembangunan badan jalan dihibah oleh warga.

Awalnya warga menghibah tanah untuk badan jalan selebar tujuh meter. Kemudian Pemkab minta agar badan jalan dijadikan jalan utama sehingga warga menghibah lima meter lagi dengan menggantikan tanaman warga.

“Harga keseluruhan ganti rugi tanaman warga Rp 25 juta sampai sekarang belum dilunasi,” ujar Camat dan menambahkan, harga tersebut tidak mahal karena mengganti tanaman sepanjang 2,8 Km.

Jalan yang akan dibangun bukan saja dilewati warga Desa Sekrak, tapi juga dilewati oleh sebagian warga Kecamatan Tamiang Hulu, Bandar Pusaka, dan tujuh desa di Kecamatan Sekrak, serta warga Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur.

“Jika jalan tersebut tidak segera dituntaskan dikhawatirkan ke depan tidak ada jalan darat lagi karena jalan yang ada sekarang mulai runtuh. Warga terpaksa menggunakan kembali jalur transportasi air melalui Sungai Tamiang,” tambahnya.

Seminggu lalu, jalan Lubuk Sidup-Sekrak sempat terputus karena bebatuan dan pohon dari gunung runtuh ke badan jalan. Dan hari itu juga digreder oleh Dinas PU Aceh Tamiang. Dikhawatirkan perbaikan jalan hanya bertahan selama tiga bulan karena truk pengangkut pasir setiap hari melintas.

Datok (Kepala Desa) Kampong Batu Bedulang, Kecamatan Banda Pusaka, Amat Zais mengatakan, jalan yang ada sekarang berada di pinggir gunung yang mudah longsor. Tebing di sepanjang badan jalan semakin hari semakin tergurus ke Sungai Tamiang. “Kita lewat sepanjang badan jalan berlumpur,” ujarnya.

Kadis PU Aceh Tamiang Ir Zulkifli MM mengakui kondisi badan jalan Lubuk Sidup-Sekrak kondisinya sangat parah. “Memang harus segera dikerjakan pembangunan jalan baru. Namun saat ini Pemkab belum ada uang, jika uang dari pusat sudah turun, pemerintah segera mengerjakan pembangunan jalan tersebut,” ujarnya.(md)

Sumber : Serambinews.com

Rabu, 01 Desember 2010

Cegah Banjir, Koramil Taming Hulu Gotroy

Mon, Nov 29th 2010, 10:31

KUALA SIMPANG - Untuk mencegah banjir apabilan hujan deras mengguyur Tamiang Hulu, Aceh Tamiang, Koramil 14/Tamiang Hulu, melaksankan banti sosial berupa gotong royong (gotroy) membersihkan sampah kayu banjir di Sungai Kaloy dan Trom, serta membersihkan selokan di Kota Pulau Tiga.

Danramil 14/TH, Kapten (Inf) Muhammad AR kepada Serambi, Minggu (27/11) mengatakan, setelah banjir surut sampah kayu menutupi aliran sungai Desa Rongo dan Sungai Kaloy sehingga perlu dibersihkan agar desa yang berada di daerah aliran sungai tidak banjir untuk kedua kalinya.

Sampah kayu di aliran sungai tersebut sepanjang dua kilometer, saat banjir membuat pagar pengaman jembatan Desa Rongo miring namun tidak mengganggu pengguna jembatan. “Saya cek ke atas (bukit), sampah kayu berasal dari Gunung Burbulat, salah satu gunung tertinggi di Desa Kaloy,” ujarnya.

Selain itu, anggota Koramil bersama warga dan SMU negeri Pulau Tiga, juga melaksanakan gotong royong berupa pembersihan saluran parit dikiri kanan badan jalan, pasar Pulua Tiga sepanjang tiga kilometer yang juga tersumbat. “Bakti sosial ini bagian dari kegiatan HUT Kodam Iskandar Muda ke 54,” ujar Danramil dan menghimbau warga agar selalu menjaga lingkungan sehingga terhindar dari banjir.(md)